Dosen Administrasi Publik Fisipol Unesa Menjadi Pembicara dalam Kegiatan Forum Internasional di Central China Normal University, Wuhan, China

Hubungan antara Central China Normal University (CCNU) dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) telah terjalin erat melalui kolaborasi akademik yang kuat. Keduanya telah bekerja sama dalam berbagai kegiatan, baik dalam pertukaran mahasiswa dan penelitian bersama, maupun melalui partisipasi dalam kegiatan ilmiah. Berikut ini adlaah ebberapa hal yang menarik terkait kolaborasi akademik antara CCNU dan Unesa
Pada tangal 16 April 2024 CCNU mengadakan kegiatan International Conference dengan topik “Grassroots and Local Governance of the “Belt and Road”: Theory, Experience and Prospects”
Pertukaran Mahasiswa dan Penelitian Bersama: CCNU dan Unesa telah bekerja sama dalam program pertukaran mahasiswa. Mahasiswa dari kedua universitas memiliki kesempatan untuk mengikuti program pertukaran yang memungkinkan mereka untuk belajar di lingkungan akademik yang berbeda.
Partisipasi Unesa dalam Kegiatan Ilmiah di CCNU: Unesa juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah yang diadakan oleh CCNU. Misalnya, dosen dari Unesa sering diundang untuk menjadi pembicara dalam konferensi atau seminar yang diadakan oleh CCNU. Hal ini memperkuat kolaborasi akademik antara kedua universitas dan memungkinkan pertukaran ide dan pengetahuan antara para akademisi.
Pada tangal 16 April 2024 CCNU mengadakan kegiatan International Conference dengan topik “Grassroots and Local Governance of the “Belt and Road”: Theory, Experience and Prospects”. Tujuan dan signifikansi dari forum tersebut antara lain adalah untuk mendiskusikan peran serta pemerintah lokal dan masyarakat dalam pengembangan Proyek BRI di tingkat dasar, serta untuk memperkuat kerjasama antar negara yang terlibat. Signifikansi forum ini terletak pada penekanan pada aspek grassroots dan tata kelola lokal, yang sering kali menjadi kunci keberhasilan proyek infrastruktur di bawah BRI. Adapun rangkaian acara dari international forum ini meliputi meliputi sesi presentasi oleh para pakar internasional dalam bidang tata kelola pemerintahan lokal dan pembangunan ekonomi. Adapun Unesa sendiri mengirimkan satu delegasi dosen sebagai pembicara inti dalam kegiatan tersebut, dosen tersebut adalah Galih Wahyu Pradana, S.A.P., M.Si. dari Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Dalam kesempatan tersebut Galih menyampaikan pemaparan terkait hubungan desentralisasi dan pembangunan infrastruktur dalam kerangka Proyek Belt and Road Initiative di Indonesia.
Menurut Galih untuk memitigasi risiko yang terkait dengan investasi asing atau proyek-proyek Belt and Road Initiative (BRI), sangat penting untuk meningkatkan pembangunan kapasitas pemerintah daerah. Hal ini sangat penting karena proyek-proyek tersebut sering kali melibatkan investasi berskala besar dan operasi yang kompleks, yang dapat menimbulkan tantangan dan risiko yang signifikan bagi masyarakat setempat. Dengan menerapkan kebijakan dan peraturan daerah yang tepat, potensi dampak negatif dari proyek-proyek tersebut dapat diminimalkan, dan manfaatnya dapat dimaksimalkan. Galih juga menambahkan bahwa dengan membangun kapasitas pemerintah daerah dan administrasi publik, negara penerima donor internasional dapat menciptakan model pembangunan yang lebih tangguh dan berkelanjutan yang bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat. Hal ini membutuhkan komitmen jangka panjang dan investasi dalam membangun keterampilan, pengetahuan, dan kapasitas kelembagaan yang diperlukan untuk mengelola proyek-proyek yang kompleks dan memastikan keberhasilannya. Pada akhirnya, keberhasilan investasi asing dan proyek-proyek BRI akan bergantung pada kekuatan lembaga-lembaga lokal dan kemampuan masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan mendapatkan manfaat dari proyek-proyek tersebut dengan cara yang bermakna.
Selain Galih, terdapat pula beberapa ahli dari universitas terkemuka seperti Baogang He dari Deakin University Australia, Daniel Kübler dari University of Zurich Switzerland, dan Hong Yu dari National University of Singapore. Baogang He adalah seorang profesor di Deakin University Australia. Ia adalah seorang pakar dalam bidang hubungan internasional, politik global, dan studi Asia. Dalam konteks Belt and Road Initiative (BRI), He telah melakukan penelitian yang mendalam tentang dampak ekonomi dan politik inisiatif ini terhadap negara-negara yang terlibat. Daniel Kübler adalah seorang profesor di University of Zurich Switzerland. Ia memiliki keahlian dalam bidang administrasi publik, tata kelola publik, dan kebijakan lingkungan. Dalam konteks BRI, Kübler telah melakukan penelitian tentang dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat pembangunan infrastruktur yang dilakukan dalam inisiatif ini. Hong Yu adalah seorang profesor di National University of Singapore. Ia memiliki keahlian dalam bidang ekonomi internasional, perdagangan internasional, dan integrasi regional. Dalam konteks BRI, Yu telah melakukan penelitian tentang peluang dan tantangan bagi negara-negara Asia Tenggara dalam mengambil bagian dalam inisiatif ini.
Partisipan dari universitas-universitas terkemuka ini memberikan kontribusi penting dalam memahami dan menganalisis berbagai aspek yang terkait dengan BRI. Dengan pengetahuan dan keahlian mereka, mereka dapat memberikan wawasan yang berharga tentang dampak ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan dari inisiatif ini.